Dasa Warsa Keempat
(2001 - 2010)
Dasa Warsa Keempat (2001-2010)
Menu
Dasa Warsa Keempat (2001 - 2010)
4.1 Tahun 2001: Peresmian Museum dan Peletakan Batu Pertama Pagoda
Pada lahan seluas kurang lebih 64 m persegi yang membujur dari Barat ke Timur dibangunlah Museum Dhammādāsa. Tempat ini sebelumnya berupa parit dengan kedalaman tanah kurang lebih 2,5 M di bawah permukaan tanah dari lahan yang ada. Dengan kondisi tersebut timbullah ide untuk membangun museum dibawah tanah atau basement museum. Ide pembangunan Museum tersebut merupakan inspirasi dari Museum bawah tanah yang terdapat-di Vihara Fo Guang Shan (Taiwan). Berdasarkan pengalaman Bhikkhu Khantidharo Mahāthera yang berkenan mengunjungi Museum yang sangat indah, luas dan lengkap di kota itu pada tahun 1992. Tentunya Museum Dhammadasa ini sendiri bukan apa-apa jika dibandingkan dengan Museum Fo Kuang Shan.
Pertimbangan lain yang mendasari pembangunan museum ini karena banyaknya cinderamata yang terkumpul selama 30 tahun Dhammadipa Arama berdiri, dengan demikian diperlukan tempat khusus untuk memelihara semua itu.
Nama Dhammadasa berasal dari dua kata yaitu: Dhamma dan Adasa. Dhamma berarti Kesunyataan dan Adasa berarti Cermin, sehingga Dhammadasa mengandung maksud bahwa setiap yang berkunjung ke Museum Dhammadasa dapat melihat Dhamma sebagai kesunyataan hidup, suatu ajaran tentang kebenaran. Nama ini diberikan oleh Bhikkhu Sri Paññavaro Mahāthera. Untuk masuk museum ini kita melewati pintu. kaca ukir bergambar 4 (empat) satwa: gajah, kera, kelinci, dan ayam hutan sebagai simbol. “Buddha (Ayam Hutan), Sariputta (Kelinci), Mogalana (Kera), dan Ananda (Gajah). Gambar -ini sebagai simbol yang mengajarkan pentingnya Persatuan, Harmoni, dan Kerjasama untuk bisa dihayati para penghuni Padepokan Dhammadīpa Ārāma . Oleh karena itu, yang muda berkewajiban untuk selalu menghormati yang lebih tua.
Fasilitas-fasilitas yang tersedia adalah Ruang Perpustakaan, Ruang Rapat Sangha, Ruang Myanmar, Tiongkok, Sri Lanka, Thailand, Ruang Relik, Ruang Perintis Dhammadīpa Ārāma .